Mendapatkan pesanan yang banyak tentu adalah impian banyak pelaku usaha konveksi, tapi sayangnya masih banyak yang terjebak dengan sistem pembayaran yang merugikan produsen. Ada beberapa macam sistem pembayaran :
- Cash 100%
- DP X % dan sisanya saat barang sudah selesai
- Tempo X hari/minggu/bln
Kadang keadaan tidak baik harus kita terima, pesanan sepi, ada kerjaan dengan sistem pembayatan DP kecil atau Tempo tetap diterima supaya suasana produksi selalu hidup.
Sebenernya gak ada salahnya, TAPI kita harus selektif dan sangat hati2 di awal, Cek rekam jejak konsumen, Cek Profil/reputasi Perusahaa atau instansi jika itu bukan broker individu, cek rekam jejak organisasi jika itu adalah organisasi dll ..
Selain itu kita siapkan perangkat keseriusan jika itu orang yang tdk kita kenal baik, Minta PO (Purchasing Order) dari konsumen, Buat nota kesepakatan atau MoU dalam proyek yang akan berjalan, Penanghungjawab harus jelas nama disesuaikan identitas KTP/SIM.
Tapi kan Produksi saya masih kecil mas, gak enak mau minta detail begitu?
Juatru kita yang masih kecil ini harus hati2, mau pakai apa nombokin kalau sampai macet pembayaran? Jual mesin? Bangkrut dong 😁
Kita yang masih kecil dan pengen tumbuh besar, harus berlatih. Berlatih dalam teliti sebelum transaksi adalah salah satu hal penting, jangan grusah grusuh apalagi tergiur nilai proyek yang besar.
Selain itu juga kita harus TEGAS, sayangi masa depan perusahaan dari pada rengekan konsumen yang meminta untuk kirim barang dulu karena uangnya ada setelah barang dikirim. "Maaf mas, justru karena kita teman saya pengen temenan kita langgeng jadi baiknya pekerjaan ini dibayar dulu baru saya kirim barangnya jadi sama2 tidak ada tanggungan antara kita"
Semua ini saya belajar dari 1 pengalaman pahit, Barang waktunya pas2an harus saya kirim langsung ke Manado naik pesawat karena gak bisa di cargo, sampai sana barang diambil pelunasan katanya mimggu depan, sedang diurus. Ini sudah 6th juga sudah gak ada kabar, Semoga orangnya diberi kesehatan dan saya sudah sangat ikhlas dengan nilai yang sangat fantastis bagi saya waktu itu.
Disalin dari FB Aditya Isetyawan Putra