Proses Sablon Afdruk Sebelum Era Komputer oleh Ompei


Pada awal saya bergelut di bidang sablon saya sering bertanya bagaimana sebenarnya proses pengafdrukan Screen sablon tanpa adanya printer dan PC. Meski masa kecil saya berada diantara tukang kaos dan tukang sablon di tahun 1980an, namun ingatan saya di buat “Fresh” kembali dengan artikel jadul dari buku “Pedoman Praktis Sablon” dari tahun 1986 keluran CV simplex karya Herry Basir. Artikel beliau saya ceritakan kembali dengan bahasa dan pemahaman yang saya coba ingat-ingat kembali dari masa kecil indah banget sekali pisan saya dulu. :) enjoy! (Dan doakan saya agar kapan kapan bisa bikin versi youtubenya).

Teknik 1 adalah cara penggambaran langsung menggunakan cat duco atau Screen Laquer pada screen. Cara seperti ini paling mudah namun hanya bisa dilakukan pada desain2 besar, dan membutuhkan thinner bila ada kesalahan. Penggambaran dilakukan secara negatif, jadi bila kita mau menyablon emoticon smiley bundar berwarna kuning di kaos hitam, Screen laquer yang digambar di atas monyl adalah lingkaran di luar muka hingga ke bingkai screen, bagian mata dan mulutnya saja, sehingga bagian yang tidak digambar akan tetap bolong dan tembus cat sablon. Penghapusan desain setelah disablon bisa menggunakan air dan soda api (caustic soda).

Teknik 2 disebut dengan Cut and Put method atau potong dan tempel, dimana sebuah kertas HVS atau kalkir yang ukurannya lebih besar dari bingkai screen digunakan untuk menjiplak desain berdasarkan warna. Contohnya gambar desain Balon hijau dengan gambar hati warna kuning pada balon tersebut. Untuk desain seperti itu dibutuhkan 2 kertas HVS, dimana masing masing HVS dilapisi cairan Sirlak sehingga tahan air. HVS pertama digunting/ dipotong mengikuti bentuk balon, dan HVS kedua dipotong mengikuti gambar hati. Setelah kedua HVS tersebut dipotong dan dilubangi maka HVS tersebut ditempel diatas masing masing screen dengan yang ada cairan Sirlak menghadap kain screen monyl. Dengan suhu yang rendah dan dilapisi kain lagi, HVS tersebut di sterika dari bagian yang tidak ada sirlaknya sehingga HVS bagian sirlak nempel pada kain monyl dengan sempurna.

Teknik 3 menggunakan Pro Film. Teknik tersebut sebenarnya mirip dengan Cut and put method di atas, namun kertas yang digunakan adalah kertas khusus tembus pandang yang menggantikan kertas HVS tadi. Pro Film ini semacam kodaktrace atau polyester film yang dilapisi oleh lem latex yang bisa dikerok, dipotong untuk dijadikan stencil. Keuntungannya meskipun sama dengan cara HVS diatas dan tetap harus di setrika pada monyl, namun bisa lebih detail dan mudah karena tidak perlu bikin kertas HVSnya dan artwork yang kecil2nya bisa hanya dikerok menggunakan jarum saja.
Teknik 4 menggunakan proses bernama Resist, hampir mirip seperti proses no 1, melalui penggambaran langsung, namun penggambaran dilakukan secara positif, jadi pada kasus emoticon smiley di no 1, bagian yang digambar adalah bagian dalam muka (atau bagian yang nantinya jadi sablonan warna kuning). Bagian tersebut digambar dengan zat warna hitam yang disebut Resist. Zat tersebut larut dalam air panas. Screen di gambar bentuk emoticon menggunakan resist, kemudian seluruh bagian screen di balur dengan Screen Laquer. Setelah kering, screen dicuci menggunakan air panas, sehingga screen laquer yang ada zat resist hitamnya akan luntur, dan bagian smiley tersebut akan terbuka untuk bisa di sablon.

Teknik 5 yang disebut cara Photocopy. Cara ini tidak perlu banyak dijelaskan karena teknik tersebut mirip dengan teknik yang digunakan hingga saat ini, bedanya tidak menggunakan laser printer atau inkjet, tetapi artwork atau desain menggunakan mesin fotokopi yang dibalur dengan minyak tanah agar transparan. Obat afdruk atau photo emulsion juga masih harus dibikin sendiri menggunakan Gelatin, Kalium Bichromat, Ammonia Liquid, Citric Acid dan Air. Proses afdruk bisa menggunakan matahari ataupun lampu seperti di jaman ini.













Oleh: Ompei
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Post Terkait :
Lain-lain